Monday 13 July 2015

Kisah Cinta Dan Waktu




 Alkisah di sebuah pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak. Ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu dan air tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau tersebut.


Semua penghuni cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri masing-masing. Cinta menjadi kebingungan  sebab ia tidak dapat berenang dan tidak memiliki perahu. Ia berdiri di tepi pantai dan berusaha mencari pertolongan, sementara air mulai naik membasahi kaki Cinta. Tidak lama kemudian, Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.

“Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!”, teriak Cinta.     

“Aduh, maaf Cinta. Perahuku terlalu penuh dengan harta kekayaanku. Aku tidak dapat membawamu. Nanti aku bisa tenggelam. Lagipula tidak ada tempat lagi untukmu di perahu ini”, kata Kekayaan.

Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali. Namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya.

“Kegembiraan! Tolong aku!”, teriak Cinta.

Namun kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan Cinta. Air semakin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama kemudian lewatlah Kecantikan.

“Kecantikan, bawalah aku bersamamu”, pinta Cinta.

 “Wah, Cinta. Lihatlah, pakaianmu basah dan kotor. Aku tidak bisa membawamu ikut bersamaku. Nanti kamu dapat mengotori perahuku yang indah ini”, sahut Kecantikan.

Cinta mulai sedih mendengarnya, ia menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan.

“Wahai Kesedihan, bawalah aku bersamamu”, Cinta meminta untuk ikut serta.

 “Maaf Cinta, aku sedang sedih. Dan aku ingin sendirian saja”, kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa, ia merasakan air semakin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah Cinta mendengar suara. “Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!”.

Cinta menoleh ke arah suara tersebut dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu tepat sebelum air meneggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi. Pada saat itu barulah Cinta sadar  bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya. Cinta segera menanyakan kepada penduduk di pulau tersebut siapa sebenarnya orang tua tadi.

“Pak, siapa orang tua yang tadi?”, tanya Cinta.

“Oh, orang tua yang tadi? Ia adalah sang Waktu”, jawab penduduk.

“Tapi mengapa ia menyelamatkanku? Aku tidak mengenalnya. Sedangkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku”, Cinta heran.

Dan penduduk itu pun menjawab, “Hanya Waktulah yang tahu berapa sesungguhnya nilai dari Cinta itu”.

Sumber : Keeboo.com

0 comments:

Post a Comment