Thursday 27 August 2015

A Journey In 2009



Kira-kira sudah 5 tahun sejak aku meninggalkan Negara tersebut, Inggris. Kerajaan Inggris atau yang bisa juga disebut dengan United Kingdom tersebut pernah kutinggali sekitar setahun. Tepatnya di Liverpool, kota pecinta sepakbola yang memiliki beragam perbedaan yang mencolok dari negeri tempatku dilahirkan.


Saat itu aku baru saja menyelesaikan kelas 3 dan umurku pada waktu itu 9 tahun. Aku dan keluargaku pindah ke sana untuk menemani ibuku melanjutkan studi S2 nya di University of Liverpool.

Dari Banda Aceh, terlebih dahulu aku akan pergi ke Jakarta untuk mengurus visa dan passport. Itu adalah pertama kalinya aku naik pesawat. Jantungku berdegup dengan sangat kencang, dan di otak kecilku aku takut akan jatuh seperti seperti yang biasa diberitakan oleh media.

Sesampainya di Jakarta, kami dijemput oleh saudara yang tinggal di sana. Untuk beberapa minggu kami mengabiskan bulan ramadhan di Jakarta.

Singkat cerita, kami telah sampai di Inggris, Kota Manchester. Dari sana bersama-sama kami menaiki bus menuju Liverpool. Di Liverpool aku pun tinggal di sebuah flat kecil di jalan Bedford Street South  yang memiliki 2 kamar.




Hawa dingin sangat menusuk diriku. Saat itu adalah pertengahan musim gugur. Sebagai orang yang tinggal di Negara tropis, tentunya hal ini adalah hal baru bagi tubuhku. Hidung, telinga tangan dan pipiku langsung memerah dan berusaha beradaptasi.

Sebagai anak yang baru saja menyelesaikan kelas 3, tentunya aku harus melanjutkan pendidikan di manapun aku berada. Aku pun disekolahkan di sebuah sekolah yang tidak jauh dari rumahku yang bernama ST. Nicholas Catholic Primary School. Sekolah tersebut berada di samping sebuah gereja katolik yang sangat besar. Ini adalah pertama kalinya aku melihat gereja seperti itu.

Hari pertama aku masuk sekolah…

Teman-temanku berasal dari agama, warna kulit dan ras yang berbeda. Ada yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Buddha dan lainnya.






Begitu menyenangkan dapat memiliki kawan baru yang berbeda denganku. Oh ya, di sekolah aku tidak memakai jilbab bukan karena sekolah tidak mengijinkan, akan tetapi karena aku masih belum terbiasa berhijab (masih 9 tahun). Aku hanya memakai jilbab saat mengaji di masjid dan saat aku ingin.

Masjid? Yap, benar sekali. Di sana juga terdapat masjid, walau tidak memiliki kubah, tetapi orang-orang muslim sepertiku biasa beribadah di situ. Ayahku bekerja di sana sebagai pengajar anak-anak untuk mengaji, karena di sana sangat susah ditemukan orang yang ahli dalam hal itu. Tentu saja hal tersebut wajar karena di Indonesia, ayahku adalah muballigh, (sejenis penceramah) sekaligus seorang qari.




1 tahun kujalani dengan berbagai situasi. Kulalui musim semi, musim panas, musim gugur dan musim salju. Aku telah pergi menuju banyak kota di Inggris saat liburan, baik itu London, Manchester, Scotland, Leeds dan lainnya. Aku telah bertemu banyak orang Indonesia juga di sana ! ada yang bersal dari Bali, Aceh, Jawa dan lainnya.

Begitu menyenangkan! Peristiwa yang kualami walau hanya setahun takkan aku lupakan. 

Suatu saat aku akan pergi ke sana lagi! :)

0 comments:

Post a Comment