Kira-kira
sudah 5 tahun sejak aku meninggalkan Negara tersebut, Inggris. Kerajaan Inggris
atau yang bisa juga disebut dengan United Kingdom tersebut pernah kutinggali
sekitar setahun. Tepatnya di Liverpool, kota pecinta sepakbola yang memiliki
beragam perbedaan yang mencolok dari negeri tempatku dilahirkan.
Saat itu
aku baru saja menyelesaikan kelas 3 dan umurku pada waktu itu 9 tahun. Aku dan
keluargaku pindah ke sana untuk menemani ibuku melanjutkan studi S2 nya di
University of Liverpool.
Dari
Banda Aceh, terlebih dahulu aku akan pergi ke Jakarta untuk mengurus visa dan
passport. Itu adalah pertama kalinya aku naik pesawat. Jantungku berdegup dengan
sangat kencang, dan di otak kecilku aku takut akan jatuh seperti seperti yang
biasa diberitakan oleh media.
Sesampainya
di Jakarta, kami dijemput oleh saudara yang tinggal di sana. Untuk beberapa
minggu kami mengabiskan bulan ramadhan di Jakarta.
Singkat
cerita, kami telah sampai di Inggris, Kota Manchester. Dari sana bersama-sama
kami menaiki bus menuju Liverpool. Di Liverpool aku pun tinggal di sebuah flat
kecil di jalan Bedford Street South yang memiliki 2 kamar.
Hawa
dingin sangat menusuk diriku. Saat itu adalah pertengahan musim gugur. Sebagai
orang yang tinggal di Negara tropis, tentunya hal ini adalah hal baru bagi
tubuhku. Hidung, telinga tangan dan pipiku langsung memerah dan berusaha
beradaptasi.
Sebagai
anak yang baru saja menyelesaikan kelas 3, tentunya aku harus melanjutkan
pendidikan di manapun aku berada. Aku pun disekolahkan di sebuah sekolah yang
tidak jauh dari rumahku yang bernama ST. Nicholas Catholic Primary School.
Sekolah tersebut berada di samping sebuah gereja katolik yang sangat besar. Ini
adalah pertama kalinya aku melihat gereja seperti itu.
Hari
pertama aku masuk sekolah…
Teman-temanku
berasal dari agama, warna kulit dan ras yang berbeda. Ada yang beragama Islam,
Kristen, Katolik, Buddha dan lainnya.
Begitu
menyenangkan dapat memiliki kawan baru yang berbeda denganku. Oh ya, di sekolah
aku tidak memakai jilbab bukan karena sekolah tidak mengijinkan, akan tetapi
karena aku masih belum terbiasa berhijab (masih 9 tahun). Aku hanya memakai
jilbab saat mengaji di masjid dan saat aku ingin.
Masjid?
Yap, benar sekali. Di sana juga terdapat masjid, walau tidak memiliki kubah,
tetapi orang-orang muslim sepertiku biasa beribadah di situ. Ayahku bekerja di
sana sebagai pengajar anak-anak untuk mengaji, karena di sana sangat susah
ditemukan orang yang ahli dalam hal itu. Tentu saja hal tersebut wajar karena
di Indonesia, ayahku adalah muballigh, (sejenis penceramah) sekaligus seorang
qari.
1 tahun
kujalani dengan berbagai situasi. Kulalui musim semi, musim panas, musim gugur
dan musim salju. Aku telah pergi menuju banyak kota di Inggris saat liburan, baik
itu London, Manchester, Scotland, Leeds dan lainnya. Aku telah bertemu banyak
orang Indonesia juga di sana ! ada yang bersal dari Bali, Aceh, Jawa dan
lainnya.
Begitu
menyenangkan! Peristiwa yang kualami walau hanya setahun takkan aku
lupakan.
Suatu
saat aku akan pergi ke sana lagi! :)
0 comments:
Post a Comment